pemandangan saat perjalanan |
The Sisterhood of The
Traveling Reckless (Part 1)
Pernah dengar judul film “The Sisterhood of The Traveling Pants”? cerita
perjalanan yang bakal saya ceritakan berbeda dengan di film tersebut. Persamaannya
adalah sama-sama melakukan perjalanan bersama dengan sahabat.
Pose di Pantai Pok Tunggal |
Jojo and Me yeeeeeeew |
Trip ini sebenarnya sudah
direncakakan kurang lebih 2 bulan dari hari keberangkatan. Bersama sahabat saya
yang punya panggilan Jojo (@nath_joo), dari dulu kami punya ketentuan setiap
tahun kami harus melakukan traveling bareng. Entah itu ikut versi “open trip” atau ikut “tour and travel” dsb. Tetapi tahun ini
kami punya keinginan yang berbeda dari sebelumnya. Sebelumnya kami pasti ikut “trip
agen” yang mana tidak hanya kami berdua pesertanya. Kali ini versi nekat, kami
hanya melakukan perjalanan berdua saja. Tujuan traveling kita kali ini adalah
kota Jogjakarta.
Kami berangkat di akhir bulan
Oktober 2015 kemarin. Menggunakan kereta ekonomi yang turun di stasiun
lempuyangan. Kendaraan yang kami gunakan saat sampai di Stasiun Lempuyangan,
Jogjakarta adalah dengan menyewa mobil exclude driver.
Gn.Sewu National Park |
Saya tidak pernah membayangkan
kalau saya dan Jojo begitu beraninya traveling dengan menyewa mobil dan
menyetir sendiri. Karena hanya Jojo yang bisa nyetir, selama traveling Jojo
yang menyetir dan saya yang standby dengan peta. Medan perjalanan yang akan
kami lalui ternyata lebih ekstrim dari yang kami baca di internet sebelumnya. Dengan
mengandalkan peta elektronik, hari
pertama tujuannya adalah Pantai Pok Tunggal, Pantai Timang dan Pantai Wediombo.
Jalanan yang sangat ekstrim di
daerah Kota Wonosari sepanjang Gunung Kidul ada jalanan yang sudah di aspal,
ada juga jalanan yang masih baru di semen kasar, ada juga yang berbatuan. Jalanan
yang ekstrim bagi kami adalah jika jalananya menanjak, kita tidak tahu setelah
itu apakah harus berjalan lurus, apakah belok ke kanan/ke kiri. Sebenernya yang
bikin lumayan ngeri adalah ketika menemukan jalananan yang di samping
kanan/kiri itu jurang.
Selfie di Wediombo |
Naik ojek di Pantai Timang |
Ketiga tempat yang direncanakan
untuk dikunjungi di hari pertama, cukup berhasil kami datangi. Hanya saja ada
kekurangannya di pantai wediombo. Kami tidak sempat untuk ke tempat kolam
alaminya. Karena sampai disana juga sudah menjelang petang. Hal tersebut tidak
membuat kami sangat kecewa, karena disana kami dapat menikmati sunset yang
indah.
Pulang dari pantai wediombo, hari
sudah malam. Jalanan pun gelap gulita. Tidak ada lampu jalan seperti di kota
yang menerangi. Hal tersebut yang tidak kami sangka. Perjalanan kami untuk tiba
di hotel seakan-akan ada di ujung belahan bumi mana. Dapat dibanyangkan dari
pantai wediombo pulang ke kota Jogjakarta. Mau tidak mau kami harus melanjutkan
perjalanan apapun keadaannya. Modal berdoa, berani, nekat dan tidak lupa , kami yakin melakukan perjalanan pulang.
Jojo and me di pantai timang |
Kira-kira jam 07.00 malam. Dibantu
penduduk sekitar, mereka member petunjuk jalan alternative menuju Kota
Jogjakarta. Jadi jalanan tersebut berbeda saat kami datang. Luar biasa,
perjalanan yang tidka pernah kami lakukan sebelumnya. Melakukan perjalanan
sendiri hanya berdua di malam hari. Tanpa bantuan petunjuk jalan, tanpa bantuan
lampu jalan. Hanya lampu mobil sebagai penerang dan bunyi klakson yang lumayan
sering kami pergunakan. Kalaupun ada lampu lain waktu kami melewati rumah-rumah
penduduk sekitar. Tetapi itu hanya sesekali dan tidak banyak. Saat perjalanan
pulang, kami tidak tahu kanan/kiri jalanan itu jurang atau tidak. Apapun kami
tidak tahu karena nggak kelihatan. Kekuatiran saya saat itu jikalau ban mobil
ini iba-tiba gembos apa yang dapat kami lakukan ditengah-tengah hutan.
Kira-kira 2 jam kemudian,
akhirnya kami sampai dengan selamat di Kota Jogjakarta. Kami tidak dapat
menuliskan bagaimana ekspresi kami saat itu. Perasaan campur aduk berkecamuk
jadi satu. Perasaan lega, senang, amazing,
capek, lapar dsb. Hanya dapat berkata “Thanks Kidul” & "Kidul I love you".
Pengalaman berharga traveling edisi
Jogjakarta dihari pertama.
gondola tradisional di pantai timang. inframe: Jojo @nath_joo |
thanks Kidul @wediombo |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar