Jumat, 27 Juni 2014

Life Oh Life



Hidup adalah anugrah. Kalimat tersebut mungkin udah sering didengar. Banyak yang mendefinisikan tentang hidup, tapi bagi gue, hidup adalah anugrah. Kalau diliat dari versi Carlo Tamba seorang personal trainer bagi doi “life is an opportunity to seek for and experience God’s grace” (www.sandrasutanto.com).

Nggak sedikit emank yang kecewa dengan hidup. Pasti ada yang berpikir hidup itu nyusahin, hidup itu bencana, hidup itu keras, hidup itu (.....) negatif lainnya. Tetapi coba renungkan sejenak, bukankah hidup itu anugrah yang harus kita hargai. Apakah hanya karena masalah atau cobaan yang diijinkan datang menjadi alasan kuat bahwa hidup itu tidak bernilai. 

Saya mau menceritakan kisah seorang hamba Tuhan yang sedang sakit kanker sampai saat ini. Waktu khotbah natal di gereja, dia bercerita pola hidupnya itu baik, standarnya menjaga kesehatan dengan menjaga pola makan, olahraga teratur dan lain-lain. Tetapi mengapa dia masih bisa terkena penyakit kanker? Saat dia bercerita tentang proses pengobatannya salah satunya harus di kemoterapi. Beliau bercerita bahwa ketika dia baru selesai di kemoterapi makanan apapun yang dimakan, semuanya keluar (mutah). Ada penolakan dari dalam tubuh. Saat itu dia slalu sadar bahwa ketika makan, makanan enak di kunyah, tidak ada keluhan saat menelan makanan, dan metabolisme tubuh normal saat mencerna makanan yang di makan. Oleh karena itu beliau mengatakan “makanlah karena Tuhan” melalui hal itu pun kita sedang menyembah Tuhan. Karena hidup ini adalah anugrah. Sehingga ketika makanpun, kita merasakan anugrah Tuhan nyata dalam hidup kita.
Ketika gue liat hidup gue yang tidak ada kendala ketika menikmati makanan minuman, seluruh anggota tubuh dapat digerakkan dengan normal, leluasa berpikir untuk mengerjakan dan belajar di kampus, kesempatan bekerja, leluasa berolahraga anggota tubuh bisa bergerak ke kiri ke kanan depan belakang serong kiri dan kanan sampai melompat, berlari, push up, sit up angkat barbel angkat besi dsb semua karena anugrah di dalam hidup. 

Hidup adalah anugrah dan sangat berharga. Hidup kita terlalu berharga hanya dipakai untuk menyakiti hati orang tua, hati teman sahabat, hati rekan kerja, hati saudara. Hidup kita terlalu berharga jika hanya dipakai untuk mendendam dan iri hati ke sesama. Hidup kita terlalu berharga jika hanya untuk galau karena cinta yang tidak bersifat kekekalan. Hidup kita terlalu berharga jika digunakan hanya untuk musuhan dengan sesama. Hidup ini terlalu berharga hanya digunakan untuk ngomongin orang. Hidup kita terlalu berharga jika hanya bisa mengeluh setiap saat. Sedih, senang, marah, kecewa, sakit, menangis, bahagia, tertawa semua hal yang bisa dialami oleh siapa saja bahkan gue rasa waktu Tuhan Yesus datang ke dunia yang gelap ini 100% menjadi menusia mengalami hal-hal sedih, senang, marah, kecewa, menagis, bahagia bahkan tertawa. Semua itu hal yg normal dialami siapa saja. Oleh sebab itu hidup adalah anugrah. Dimana kita masih memiliki rasa/sensitifitas nggak mati rasa, syukurilah keadaan yang ada. Nggak selamanya keadaan dalam hidup ini slalu sama. 

Sekali lagi gue katakan, hidup adalah anugrah dan sangat berharga. Hargailah hidupmu yang hanya satu kali saja, jangan sia-siakan. Makan karena Tuhan, bekerja karena Tuhan, belajar karena Tuhan, berolahraga karena Tuhan, beristirahat dan tidur karena Tuhan.

“Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas” (1 Petrus 1:18)