Jumat, 21 Oktober 2016

Iman yang Gila

Nama saya John.. Saya punya teman bisa disebut sahabat sejak umur 15 tahun bernama Billy.. 
Waktu saya dan Billy sedang berkunjung ke suatu negara, kami mampir ke cafe yang ada disana untuk ngopi2. Ternyata disana kami bertemu dengan beberapa anak muda yang ternyata mau penginjilan. Yang bikin saya terkejut adalah saat Billy berbicara kepada orang tersebut menggunakan bahasa chinese. "Hah? Billy kamu bisa berbahasa chinese? Sejak kapan? Kok saya gak pernah tau? Kita berteman dekat sejak umur 15 tahun dan saya gak pernah tau kamu bisa bahasa chinese. Ada keturunan juga enggak, kerjaan berhubungan sama bahasa chinese juga enggak".
Stelah itu Billy bilang ke saya "John, kenapa kamu gak pernah tau? Karna kamu gak pernah nanya ke saya apakah saya bisa bahasa chinese atau enggak".

Begitu juga kita dengan Tuhan, kenapa kita gak pernah tau kalau Tuhan bisa melakukan hal2 yang luar biasa? Karna kita gak pernah tanya dan minta sama Tuhan. Kita terkadang selalu membatasi Tuhan dengan pikiran kita. 
Kalau kita flasback lagi kisah Tuhan Yesus tidak pernah menyembuhkan orang sakit tanpa "ketemu langsung sama orang sakitnya". Tapi ada satu seorang perwira karna hamba yang dikasihinya sedang sakit, perwira ini menyuruh prajuritnya yang datang menemui Tuhan minta untuk hambanya itu disembuhkan. Balik lagi dalam sejarah belum pernah Tuhan menyembuhkan orang sakit tanpa bertemu langsung dengan orangnya. Sehingga Tuhan pun ingin datang kesana bersama2 dengan para prajuritnya. Perwira tersebut bukan seorang yang berada di dalam Tuhan, sehingga ia merasa menganggap dirinya tidak layak untuk didatangi. Oleh sebab itu perwira menyuruh sahabat2nya untuk mengatakan kepada Tuhan bahwa "katakan saja sepatah kata, maka hambaku akan sembuh" (Luk 7:2-10).
Tuhan sangat heran, karna baru kali itu pertama kali Tuhan menjumpai orang yang mempunyai iman sebesar itu. Yakin bahwa hanya perkataan Tuhan yang sepatah kata hambanya akan sembuh. 

Sperti halnya juga orang lumpuh. Dia ingin disembuhkan Tuhan. Orang lumpuh itu dibawa teman2nya untuk menemui Tuhan di rumah ibadah, karna disitu Tuhan sedang memberitakan injil. Tetapi pas tiba di rumah ibadah, ternyata antriannya sudah panjang. Sedangkan Tuhan sedang memberitakan firman di dalam rumah ibadah itu. Taukah apa yang dilakukan salah satu teman si orang lumpuh tsb? Ia mempunyai inisiatif untuk membobol atap rumah ibadah untuk menurunkan si orang yang lumpuh ini untuk disembuhkan tepat di depan Tuhan. Akhirnya orang lumpuh tersebut pun disembuhkan oleh Tuhan. Tuhan langsung beri mukjizat kesembuhan terhadap orang lumpuh tersebut walaupun dengan cara membobol atap. Tuhan gak mikir lagi atapnya dibobol, Tuhan gak mikir lagi kalau orang2 akan berasumsi bahwa membobol atap itu dibenarkan, Tuhan gak mikir lagi orang2 yang udah ngantri dari tadi untuk medapatkan miracle. Yang Tuhan perdulikan ialah iman yang besar melalui usaha yang tidak biasa untuk meraih miracle tsb. 
Seandainya orang yang lumpuh itu gak punya temen yang "gila" kayak yang dilakukan oleh salah satu temannya yang membobol atap untuk cepat dijamah oleh Tuhan sehingga mendapatkan mukjizat kesembuhan, apa yang akan terjadi ? 
Mungkin orang lumpuh tersebut masih sibuk antri nunggu giliran dapat miracle. Tapi karna dia punya temen yang "gila", dia bisa dapat miracle yaitu bisa berjalan. Si orang lumpuh itu mah gak ada apa2nya, tapi salah satu temannya yang "gila" bisa buat dia dapat miracle dari Tuhan. Berterima kasih lah sama temen kalian yang "gila", tag temen kamu yang "gila" and say thanks to them!. Karna terkadang kita mendapatkan miracle karna memiliki teman yang "gila" imannya. 

Mulai saat ini beranilah minta ke Tuhan, apa yang menjadi pergumulan hidupmu. Jangan batasi Tuhan dengan perhitungan2 yang kita buat. Mintalah, maka lihatlah Tuhan sangat sanggup melakukan apapun. 

------------------------------------------------------------------------------
Ket: Khobtah sewaktu ibadah hari minggu yang diceritakan ulang oleh Yenni Ruth

Sabtu, 11 Juni 2016

Single, Impian dan Jodoh




Kalau ngomongin tentang kehidupan single, Impian apalagi JODOH, memang menang banyak yah karna hits dibicarakan terus. Apalagi bagi perempuan. Perempuan adalah makhluk complicated. Makhluk yang paling sering moody’an, trus paling sering serba salah sama dirinya sendiri belum lagi paling sering galau sama dunia percintaannya xD

Berikut ini adalah cerita dari seorang rekan kerja, my combatmate, half traveler, teman sharing dan sebagainya (complicated emang) yang bentar lagi bakal ninggalin gw & cukup berhasil bikin gw sedih karna dia hijrah ke negri kincir angin. Pergumulan yang panjang sebenernya buat dia pribadi untuk pindah ke Belanda sementara waktu. Siapapun yang berhubungan baik atau berteman baik dengan ini orang, pasti bakal ngerasain berat untuk berpisah dalam waktu yang cukup lama dan tempatnya jauh. 

Pergumulan dia yang baru saja menginjak usia kepala “tiga”, kadang dia suka bertanya kenapa Tuhan belum mempertemukan dia dengan jodohnya. Apalagi dia dulunya punya impian menikah di usia ke-25 tahun. Sebagai perempuan untuk menunggu jawaban Tuhan selama 5 tahun itu bener-bener struggle banget. PDKT sama pria & pernah menjalin hubungan pacaran belum ada satu pun yang berhasil ke jenjang pernikahan. Seandainya kaum pria itu ngerti yah hal seperti ini itu buat perempuan lelah banget cuy. Lelah hati, bikin hati jadi rapuh aja *halaaah. timbul pertanyaan dari dirinya (pertanyaan umum yang timbul dari banyak orang juga) seperti:
       -) gw jelek ? enggak tuh. masih ada manis-manisnya.
       -) gw gak pinter ? enggak tuh.
       -) gw gak bisa berkomunikasi dengan baik ? enggak tuh. buktinya banyak temen yang "demen"
           bertemen sama gw.
       -) gw kurang membuka hati ? enggak juga tuh. 
trus, kenapa dunk (?)

Pas temen gw ini flashback lagi apa sih yang sudah Tuhan kerjakan dalam hidupnya selama 5 tahun ini. Sampai-sampai belum ketemu jodoh sama skali. Bersyukur kepada Tuhan dalam 5 tahun (dari usia 25 – 30 tahun) masa penantian, Tuhan beri kesempatan kepada dia untuk merasakan jadi finalis ETY (Employee of The Year) di Kantor kami. Tuhan beri kesempatan untuk dia traveling ke berbagai tempat-tempat indah di Indonesia bahkan beberapa negara asia.  Kesempatan yang Tuhan beri selama 5 tahun ini sangat mahal. Bayangkan berapa teman baru yang dia miliki setiap dia traveling ke berbagai tempat. Seandainya kalau dia sudah dipertemukan dengan jodohnya 5 tahun yang lalu, mungkin dia tidak merasakan kesempatan dan pengalaman berharga seperti yang sudah dia dapatkan slama ini. Berapa banyak dari teman seangkatan kami, sering mengeluarkan keluh kesahnya entah itu masalah rumah tangganya atau masalah dengan mertuanya. Iyah, itulah kehidupan rumah tangga berbanding terbalik dengan kehidupan masa single. Saya paling nggak suka kalau ada yang bikin status di social media persoalan rumah tangga, mertuanya dll. Intinya yang berhubungan dengan privasi keluarga. Kecuali ngedumel tentang hal lain masih gak apa-apa, masih wajar. Kadang kita yang single mikir waktu mau menikah nggak merenung dulu apa yah kalau kehidupan berumah tangga itu  beda 100% dengan kehidupan masih single. Mana bisa kehidupan sudah berumah tangga dapat menikmati kehidupan bebas berprestasi di Kantor, bebas meluangkan waktu untuk berolah raga, bebas menggunakan uang untuk traveling kemana yang kita mau. Jadi puji-pujian untuk Tuhan apa yang sudah dia kehendaki baik itu seorang yang bertemu dengan jodohnya dan menikah maupun yang masih single bebas mengalami pengalaman & kesempatan lebih besar. Sebentar lagi hal yang paling "besar" akan terjadi adalah teman gw ini akan mengalami kerja & sekolah di Negara Belanda. Belum tentu semua orang yang single mendapatkan kesempatan ini, apalagi orang yang sudah berkeluarga :)

Kami perempuan yang masih single mempunyai impian, kami rindu mendapatkan pasangan hidup bukan hanya terbaik untuk kami pribadi, tetapi terbaik juga untuk keluarga kami maupun keluarga dari pasangan kami juga. Tuhan sudah memberi hikmat tersebut ke hati dan pikiran kami. Itu artinya Tuhan yang akan membuat hal tersebut sesuai dengan kehendakNya. 

Yang bikin PR adalah cara menjelaskan atau memberi pemahaman yang sama terhadap keluarga terutama orang tua. Terkadang jadi problematika orang tua yang slalu dramatis banget anaknya untuk segera menikah. Serba salahnya adalah ketika sudah ada seorang pria baik hati, penyayang, nggak kasar, sopan, tau cara memperlakukan wanita & siap mental untuk ke jenjang lebih serius slalu saja gagal di restu xD yang hanya gegara ((nggak sesuku)) hadeeeeeuuh (mohon maaf sebelumnya gw bukan orang yang rasis, tapi hal ini hanya lebih ke kriteria yang disematkan oleh keluarga). bikin lelah hati ini. Sekalinya dikenalin sama yang “sesuku” komunikasi slalu satu arah >,<

                   Nama saya “ini” pekerjaan saya “itu”

Terus, gw jawab apa dunk (?) nggak ada greeting sama skali >,> Dikira gw HRD apa yah cuma sebutkan nama dan pekerjaan. padahal yang namanya berumah tangga itu sangat dibutuhkan yang namanya komunikasi yang kuat. Komunikasi dua arah, guys. Kalau hal itu aja susah pas masih tahap perkenalan, gimana nanti. Entahlah apa yang pria tersebut pikirkan, mungkin yang dia pikirkan kalau gw akan tertarik sama pekerjaannya dia. Seandainya saja pria modern jaman sekarang hari gini bisa mikir secara modern juga kalau (masih) ada perempuan yang lebih tertarik kenalan dengan personalitinya terlebih dahulu dibandingkan dengan hal-hal lain yang hanya “menempel” sementara didalam dirinya.

Sekalinya ada satu pria ((sesuku)) setiap komunikasi dengan dia walaupun terkadang  tuh orang stay cool, tapi komunikasi kita itu slalu dua arah. Sama-sama nyambung, terasa nyaman, cerita apa saja bisa, pria yang pengertian tapi sayang karna masih ada halangan "waktu" untuk bertemu so hubungannya masih 'berteman' baik :D
Intinya tetap berusaha menjaga hubungan baik dengan siapapun. Hal yang baik, akan berbalik hal yang baik pula. Karna jodoh bisa datang dari mana saja. Tuhan yang masih menulis cerita cinta. 

Masalah jodoh ini memang struggle banget. Balik lagi hal tersebut yang sulit untuk memberi pemahaman kepada keluarga. Apalagi jaman mereka muda dengan jaman anak muda sekarang generasi Y, berbeda jauh. Sehingga terbentur sama pemahaman tentang ‘jodoh’. 

Intinya bersyukur dan bersukacitalah masih menjadi single. Walaupun menjadi single terus-terusan itu nggak enak. Apa enaknya terus-terusan sendirian. Tapi itu berarti masih ada proses yang Tuhan percayakan untuk dilakukan dimasa single. Masih ada proses yang harus dilalui sebelum memasuki babak berumah tangga.