Kalau ngomongin tentang kehidupan single, Impian apalagi JODOH, memang menang banyak yah karna hits dibicarakan terus. Apalagi bagi perempuan. Perempuan adalah makhluk complicated. Makhluk yang paling sering moody’an, trus paling sering serba salah
sama dirinya sendiri belum lagi paling sering galau sama dunia percintaannya xD
Berikut ini adalah cerita dari
seorang rekan kerja, my combatmate, half traveler, teman sharing dan sebagainya (complicated emang) yang bentar lagi
bakal ninggalin gw & cukup berhasil bikin gw sedih karna dia hijrah ke
negri kincir angin. Pergumulan yang panjang sebenernya buat dia pribadi untuk
pindah ke Belanda sementara waktu. Siapapun yang berhubungan baik atau berteman
baik dengan ini orang, pasti bakal ngerasain berat untuk berpisah dalam waktu
yang cukup lama dan tempatnya jauh.
Pergumulan dia yang baru saja
menginjak usia kepala “tiga”, kadang dia suka bertanya kenapa Tuhan belum
mempertemukan dia dengan jodohnya. Apalagi dia dulunya punya impian menikah di
usia ke-25 tahun. Sebagai perempuan untuk menunggu jawaban Tuhan selama 5 tahun
itu bener-bener struggle banget. PDKT
sama pria & pernah menjalin hubungan pacaran belum ada satu pun yang
berhasil ke jenjang pernikahan. Seandainya kaum pria itu ngerti yah hal seperti
ini itu buat perempuan lelah banget cuy. Lelah hati, bikin hati jadi rapuh aja
*halaaah. timbul pertanyaan dari dirinya (pertanyaan umum yang timbul dari banyak orang juga) seperti:
-) gw jelek ? enggak tuh. masih ada manis-manisnya.
-) gw gak pinter ? enggak tuh.
-) gw gak bisa berkomunikasi dengan baik ? enggak tuh. buktinya banyak temen yang "demen"
bertemen sama gw.
-) gw kurang membuka hati ? enggak juga tuh.
trus, kenapa dunk (?)
-) gw jelek ? enggak tuh. masih ada manis-manisnya.
-) gw gak pinter ? enggak tuh.
-) gw gak bisa berkomunikasi dengan baik ? enggak tuh. buktinya banyak temen yang "demen"
bertemen sama gw.
-) gw kurang membuka hati ? enggak juga tuh.
trus, kenapa dunk (?)
Pas temen gw ini flashback lagi apa sih yang sudah Tuhan
kerjakan dalam hidupnya selama 5 tahun ini. Sampai-sampai belum ketemu jodoh
sama skali. Bersyukur kepada Tuhan dalam 5 tahun (dari usia 25 – 30 tahun) masa
penantian, Tuhan beri kesempatan kepada dia untuk merasakan jadi finalis ETY (Employee of The Year) di Kantor kami.
Tuhan beri kesempatan untuk dia traveling
ke berbagai tempat-tempat indah di Indonesia bahkan beberapa negara asia. Kesempatan yang Tuhan beri selama 5 tahun ini
sangat mahal. Bayangkan berapa teman baru yang dia miliki setiap dia traveling ke berbagai tempat. Seandainya
kalau dia sudah dipertemukan dengan jodohnya 5 tahun yang lalu, mungkin dia
tidak merasakan kesempatan dan pengalaman berharga seperti yang sudah dia
dapatkan slama ini. Berapa banyak dari teman seangkatan kami, sering
mengeluarkan keluh kesahnya entah itu masalah rumah tangganya atau masalah
dengan mertuanya. Iyah, itulah kehidupan rumah tangga berbanding terbalik
dengan kehidupan masa single. Saya paling
nggak suka kalau ada yang bikin status di social
media persoalan rumah tangga, mertuanya dll. Intinya yang berhubungan dengan privasi
keluarga. Kecuali ngedumel tentang hal lain masih gak apa-apa, masih wajar. Kadang
kita yang single mikir waktu mau
menikah nggak merenung dulu apa yah kalau kehidupan berumah tangga itu beda 100% dengan kehidupan masih single. Mana bisa kehidupan sudah berumah
tangga dapat menikmati kehidupan bebas berprestasi di Kantor, bebas meluangkan
waktu untuk berolah raga, bebas menggunakan uang untuk traveling kemana yang kita mau. Jadi puji-pujian untuk Tuhan apa yang
sudah dia kehendaki baik itu seorang yang bertemu dengan jodohnya dan menikah
maupun yang masih single bebas
mengalami pengalaman & kesempatan lebih besar. Sebentar lagi hal yang paling "besar" akan terjadi adalah teman gw ini akan mengalami kerja & sekolah di Negara Belanda. Belum tentu semua orang yang single mendapatkan kesempatan ini, apalagi orang yang sudah berkeluarga :)
Kami perempuan yang masih single mempunyai impian, kami rindu
mendapatkan pasangan hidup bukan hanya terbaik untuk kami pribadi, tetapi
terbaik juga untuk keluarga kami maupun keluarga dari pasangan kami juga. Tuhan
sudah memberi hikmat tersebut ke hati dan pikiran kami. Itu artinya Tuhan yang
akan membuat hal tersebut sesuai dengan kehendakNya.
Yang bikin PR adalah cara
menjelaskan atau memberi pemahaman yang sama terhadap keluarga terutama orang
tua. Terkadang jadi problematika orang tua yang slalu dramatis banget anaknya
untuk segera menikah. Serba salahnya adalah ketika sudah ada seorang pria baik
hati, penyayang, nggak kasar, sopan, tau cara memperlakukan wanita & siap
mental untuk ke jenjang lebih serius slalu saja gagal di restu xD yang hanya
gegara ((nggak sesuku)) hadeeeeeuuh (mohon maaf sebelumnya gw bukan orang yang rasis, tapi hal ini hanya lebih ke kriteria yang disematkan oleh keluarga). bikin lelah hati ini. Sekalinya dikenalin sama
yang “sesuku” komunikasi slalu satu arah >,<
Nama saya “ini”
pekerjaan saya “itu”
Terus, gw jawab apa dunk (?)
nggak ada greeting sama skali
>,> Dikira gw HRD apa yah cuma sebutkan nama dan pekerjaan. padahal yang
namanya berumah tangga itu sangat dibutuhkan yang namanya komunikasi yang kuat.
Komunikasi dua arah, guys. Kalau hal itu aja susah pas masih tahap perkenalan,
gimana nanti. Entahlah apa yang pria tersebut pikirkan, mungkin yang dia pikirkan
kalau gw akan tertarik sama pekerjaannya dia. Seandainya saja pria modern jaman
sekarang hari gini bisa mikir secara modern juga kalau (masih) ada perempuan yang
lebih tertarik kenalan dengan personalitinya terlebih dahulu dibandingkan
dengan hal-hal lain yang hanya “menempel” sementara didalam dirinya.
Sekalinya ada satu pria
((sesuku)) setiap komunikasi dengan dia walaupun terkadang tuh orang stay cool, tapi komunikasi kita itu
slalu dua arah. Sama-sama nyambung, terasa nyaman, cerita apa saja bisa, pria yang pengertian tapi sayang karna masih ada halangan "waktu" untuk bertemu so hubungannya masih 'berteman' baik :D
Intinya tetap berusaha menjaga hubungan baik dengan siapapun. Hal yang baik, akan berbalik hal yang baik pula. Karna jodoh bisa datang dari mana saja. Tuhan yang masih menulis cerita cinta.
Intinya tetap berusaha menjaga hubungan baik dengan siapapun. Hal yang baik, akan berbalik hal yang baik pula. Karna jodoh bisa datang dari mana saja. Tuhan yang masih menulis cerita cinta.
Masalah jodoh ini memang struggle banget. Balik lagi hal tersebut
yang sulit untuk memberi pemahaman kepada
keluarga. Apalagi jaman mereka muda dengan jaman anak muda sekarang generasi Y,
berbeda jauh. Sehingga terbentur sama pemahaman tentang ‘jodoh’.
Intinya bersyukur dan
bersukacitalah masih menjadi single. Walaupun
menjadi single terus-terusan itu
nggak enak. Apa enaknya terus-terusan sendirian. Tapi itu berarti masih ada
proses yang Tuhan percayakan untuk dilakukan dimasa single. Masih ada proses yang harus dilalui sebelum memasuki babak berumah tangga.